Kataku [2]

Sekarang akan ku perkenalkan kalian dengan teman-temanku.

Tessa, dia adalah temanku yang sudah kuceritakan sedikit di post sebelumnya. Tessa ini selalu ingin tahu apa yang terjadi padaku atau keluargaku. Dibandingkan yang lain, Tessa ini sangat spesial untukku. Tessa sangat mengerti bagaimana mengetahui diriku dengan baik. Aku tak pernah merasa sedikit-pun risih tentang apa yang Tessa lakukan. Aku belajar sangat banyak tentang hidup dari Tessa, maklum aku suka sekali memperhatikan hidup orang dan belajar dari itu.
Dan yang paling menakjubkan bagiku adalah saat aku dan Tessa tak sengaja memakai baju samaan ketika kami pergi ke toko buku. Padahal, baik aku maupun Tessa tak pernah tahu kalau ternyata kita punya baju yang sama. Atau, kalau kau mau mendengar lagi, aku dan Tessa pernah sakit dan dirawat di Rumah Sakit yang sama dengan penyakit yang sama juga. Hah! Aku gak bisa berhenti bersyukur dicintai dan mencintai sahabatku sendiri.

Lima, kalau kau berpikir dia angka, kau salah. Kalau kau berpikir lagi dia lelaki, kau salah. Lima adalah teman wanitaku lainnya. Lima ini suka sekali makan tahu. Tahu gejrot, tahu jeletot, tahu bulat, tahu Sumedang, atau tahu-tahu yang lainnya. Aku pernah melihat Lima makan tahu dengan mie ayam di kantin atau membawa tahu ke restoran fast food dan memakannya dengan ice cream atau dia makan tahu dengan saus tiram yang dia beli di warung samping rumahnya atau lagi makan tahu gejrot dengan kecap manis. Sebenarnya banyak sih cara-cara Lima makan tahu, tapi kau bukan aku atau Tessa yang terbiasa dengan tingkahnya.

[ ]

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah dikelas 12. Rasanya seperti tak menyangka aku sudah harus menghadapi realitas yang sesungguhnya. Hah! Seperti pula aku baru SD kemarin.
Sekolahku adalah sekolah swasta berbasis Internasional, jadi tak ada acara halal bihalal seperti yang teman-teman lamaku lakukan di sekolah negerinya. Mau sih sekali dua kali merasakan momen itu lagi, tapi apa boleh buat, di sekolahku tak ada.

[ ]

Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Ini berarti sejam yang lalu aku sampai di sekolah ini. Hari ini Tessa gak masuk, masih di Bali, katanya. Sama halnya dengan Lima, hanya saja Lima tak masuk karena kesiangan. Seandainya kalian tahu jarak rumah Lima ke sekolah hanyalah sejengkal, tapi dia selalu datang 10 menit setelah bel berbunyi.
Sebenarnya tanpa Lima ataupun Tessa, aku tetap bisa bermain dengan temanku lainnya. Tapi, aku merasa terlalu malas untuk bermain. Jadi, kuputuskan untuk cabut sekolah. Kalau kau mau tahu bagaimana aku bisa keluar dari sekolah ini, hahahaha, mudah! Aku hanya perlu menelpon ayah dan menyuruhnya mengizinkanku pulang. Alasannya? Beragam. Ayah pernah bilang ke guruku bahwa aku izin karena sakit, izin karena belum cuci mobil, izin karena ayah butuh lawan untuk main catur, izin karena tanaman di rumah belum disiram, atau izin karena pulpen ayah hilang. Entah, dengan alasan itu semua ayah sanggup membawaku keluar dari sekolah ini.
By the way, kalau kalian bertanya mengapa aku boleh cabut, itu karena ayah bosan! Ayahku memang bekerja, tapi kalau aku menelponnya untuk menyuruhnya mengizinkanku bolos dia akan sesegera mungkin ke sekolah dan menjemputku pulang.

[ ]

"Nda, hari ini ke rumah sakit yuk. Cek kolesterol ayah sebentar." katanya saat di mobil setelah menjemputku bolos.
"Yaudah, tapi abis itu kita makan ya, Yah! Nda laper." kataku memohon
"Iya, Ndadut." katanya yang bermaksud Nada gendut.

Comments